Hanabi: Festival Kembang Api yang Memukau dan Tradisi di Jepang
Hanabi, perayaan kembang api di Jepang, menciptakan momen tak terlupakan bagi warga setempat dan wisatawan. Orang Jepang merayakan hanabi dengan menghadiri festival kembang api, mengenakan yukata (kimono musim panas), dan menikmati pemandangan indah kembang api yang menghiasi langit malam. Festival hanabi diadakan di seluruh negeri, dan beberapa yang paling terkenal adalah Sumida River Fireworks Festival di Tokyo dan Miyajima Water Fireworks Display di Hiroshima.
Saat merayakan hanabi, orang Jepang sering mengadakan piknik bersama keluarga dan teman-teman. Mereka membawa bekal berupa makanan ringan, seperti takoyaki dan yakitori, serta minuman dingin untuk menikmati saat menunggu kembang api dimulai. Selain itu, banyak penjual makanan yang berjejer di sepanjang jalan untuk menjual berbagai jajanan khas Jepang.
Hanabi Festival Kembalinya Sumida River Fireworks di Bulan Juli
Kembalinya pertunjukan kembang api terbesar di Tokyo, yaitu Festival Hanabi Sumida River, akan digelar pada tanggal 29 Juli setelah absen sejak 2019 akibat pembatalan demi pembatalan karena pembatasan Covid-19. Festival kembang api Sumida River merupakan acara kembang api tertua di Jepang, yang bermula sejak tahun 1733, saat diadakan sebagai bagian dari upacara doa untuk korban kelaparan parah pada tahun sebelumnya. Sejak tahun 1978, acara ini menjadi acara tahunan yang menarik hampir satu juta orang setiap tahunnya.
Baca juga: 5 Kedai Ramen Halal yang Wajib Dicoba di Tokyo, Jepang
Pada tahun ini, Festival Hanabi Sumida River dimulai pukul 19.00 dan berlangsung selama sekitar 90 menit, dengan 20.000 butir kembang api yang menakjubkan. Kembang api akan diluncurkan dari dua lokasi di Sungai Sumida, di sekitar Stasiun Asakusa: satu di dekat Jembatan Umaya dan yang lainnya di dekat Jembatan Sakurabashi. Anda dapat melihat lokasi-lokasi tersebut di situs resmi web festival.
Festival Hanabi Sumida River, yang dianggap sebagai acara musim panas utama di ibu kota, dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 29 Juli. Festival ini mendapat izin lebih awal dari keputusan pemerintah untuk mengklasifikasikan COVID-19 sebagai penyakit umum pada bulan depan.
"Kami ingin agar orang-orang dapat bersantai dan menikmati acara ini untuk pertama kalinya dalam empat tahun," kata juru bicara tersebut.
Sekitar 20.000 kembang api akan dinyalakan, dengan tampilan yang diharapkan menarik sekitar 950.000 orang, menurut penyelenggara.
Pembatasan untuk acara akan dihapuskan ketika pemerintah menurunkan status hukum COVID-19 menjadi Kelas 5, atau kategori yang sama dengan flu musiman, pada tanggal 8 Mei.
Penyelenggara mengatakan akan mematuhi kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran infeksi.
Sumber: japantimes.co.jp