Krisis Pertanian: Mengatasi Masalah Petani yang Mulai Menua
Jepang, dikenal luas karena kemajuan teknologinya yang pesat, ternyata masih menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian. Penuaan populasi dan urbanisasi telah menyebabkan kekurangan tenaga kerja yang cukup signifikan di daerah pedesaan. Masalah ini bukan hanya terbatas pada satu wilayah saja, melainkan menjadi isu nasional yang memerlukan solusi inovatif.
Tokutei Ginou Pertanian Peluang Baru bagi Tenaga Kerja Asing
Untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja, pemerintah Jepang meluncurkan program Tokutei Ginou atau Keterampilan Khusus. Program ini memberikan kesempatan kepada pekerja asing yang memiliki keterampilan khusus untuk bekerja di Jepang dalam jangka waktu yang lebih lama. Salah satu sektor yang sangat diuntungkan dari program ini adalah pertanian, yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk beroperasi secara optimal.
Implementasi Sistem Relay bagi Pekerja Tokutei Ginou Pertanian
Belakangan ini, dua koperasi pertanian di Jepang telah menunjukkan langkah yang sangat mengesankan. JA Shimabara Unzen dari Prefektur Nagasaki dan JA Shiretoko Shari di Hokkaido baru saja menandatangani perjanjian kerjasama yang cukup unik. Mereka sepakat untuk saling membantu dalam hal tenaga kerja asing yang memegang visa Tokutei Ginou, dengan sistem "relay" sesuai dengan musim panen di masing-masing daerah.
Cara Kerja Sistem 'Relay' pada Visa Tokutei Ginou Pertanian
Program "relay" dalam kerjasama ini adalah cara cerdas untuk memindahkan tenaga kerja asing dari satu daerah ke daerah lain sesuai dengan kebutuhan musim panen. Saat musim panen di satu tempat selesai, pekerja asing Tokutei Ginou di bidang pertanian tidak perlu pulang ke negara asal mereka. Sebaliknya, mereka bisa langsung pindah ke daerah lain yang lagi butuh tenaga kerja. Ini membuat sistem penggunaan tenaga kerja asing di sektor pertanian jadi lebih efisien dan berkelanjutan.
Pentingnya Program Tokutei Ginou Pertanian
- Untuk Koperasi Pertanian:
- Meningkatkan Produktivitas: Dengan adanya pekerja Tokutei Ginou yang terampil, produktivitas pertanian dapat meningkat secara signifikan.
- Mengatasi Kekurangan Tenaga Kerja: Program Tokutei Ginou membantu mengisi kekosongan tenaga kerja, terutama selama musim panen ketika kebutuhan akan pekerja sangat tinggi.
- Menjaga Posisi Pasar: Pekerja Tokutei Ginou membantu koperasi pertanian mempertahankan posisi sebagai penghasil utama untuk komoditas tertentu, yang sangat penting bagi keberlangsungan usaha pertanian.
- Untuk Pekerja Asing Tokutei Ginou Pertanian:
- Kesempatan Kerja Stabil: Program ini menawarkan kesempatan kerja yang lebih panjang dan stabil di Jepang, memberikan rasa aman dan kepastian bagi para pekerja.
- Pengalaman Kerja yang Beragam: Para pekerja dapat memperoleh pengalaman bekerja di berbagai daerah di Jepang, memperluas wawasan mereka tentang praktik pertanian yang berbeda.
- Peningkatan Keterampilan: Melalui program ini, pekerja asing dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam berbagai jenis pertanian, yang bermanfaat untuk karir mereka di masa depan.
Bagaimana Program Tokutei Ginou Mengubah Sektor Pertanian Jepang
JA Shimabara Unzen, produsen wortel terbesar di prefektur mereka, telah mulai mempekerjakan pekerja asing dengan visa Tokutei Ginou sejak Desember 2019. Mereka bekerja sama dengan perusahaan penyalur tenaga kerja "N" yang berbasis di Kota Hirado untuk merekrut dan mengelola para pekerja ini. Sementara itu, JA Shiretoko Shari di Hokkaido, yang juga dikenal sebagai produsen wortel utama, akan segera mulai menerima pekerja Tokutei Ginou di bidang pertanian setelah musim panen di Shimabara selesai.
Kolaborasi Antar Koperasi untuk Hasil yang Lebih Baik
Dalam perjanjian ini, kedua koperasi pertanian sepakat untuk saling mendukung demi kesejahteraan para pekerja Tokutei Ginou di bidang pertanian. JA Shiretoko Shari akan menanggung biaya transportasi menuju Hokkaido dan akomodasi selama berada di sana, sementara JA Shimabara Unzen akan menanggung biaya perjalanan pulang.
Harapan Besar di Balik Program Tokutei Ginou
Para pejabat dari kedua koperasi pertanian mengungkapkan rasa optimisme mereka terhadap program ini. Mereka berharap dapat:
- Mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola tenaga kerja asing dengan visa Tokutei Ginou di sektor pertanian.
- Menjadikan daerah mereka sebagai tempat yang menarik bagi pekerja asing.
- Membangun kerjasama yang lebih erat antar koperasi pertanian yang menghadapi tantangan serupa.
Solusi Ketidakstabilan Pendapatan Pekerja Tokutei Ginou dalam Industri Pertanian
Banyak orang yang bekerja di sektor pertanian sering kali mengeluhkan betapa sibuknya pekerjaan mereka saat musim panen. Namun, setelah musim panen berakhir, mereka sering kali mengalami kekosongan pekerjaan yang berdampak pada pendapatan yang tidak stabil. Beberapa dari mereka bahkan harus beralih ke pekerjaan lain untuk mencari pendapatan yang lebih pasti.
Dengan hadirnya program "relay" tenaga kerja Tokutei Ginou pertanian, masalah ini bisa diatasi. Program ini memungkinkan pekerja asing untuk terus bekerja di daerah lain yang sedang memasuki musim panen, sehingga mereka bisa mendapatkan pendapatan yang lebih stabil sepanjang tahun.
Kisah Inspiratif Pekerja di Balik Program ‘Relay’ Tokutei Ginou
Sebagai langkah awal, 22 pekerja asal Kamboja yang telah bekerja di Shimabara selama musim panen, dari November hingga akhir Juni, akan berangkat ke Hokkaido mulai 16 Juli. Mereka akan membantu musim panen di Hokkaido, yang berlangsung dari Juli hingga akhir Oktober. Para pekerja ini merupakan pelopor dalam program relay Tokutei Ginou di sektor pertanian.
Baca juga: Berkeahlian khusus dari India menjadi Petani Pertama dalam Program Pertanian di Tokushima
Potensi Ekspansi Program Tokutei Ginou untuk Masa Depan
Program "relay" tenaga kerja Tokutei Ginou di sektor pertanian ini adalah contoh brilian dari inovasi yang mengatasi tantangan dalam pertanian Jepang. Dengan memanfaatkan perbedaan musim panen di berbagai daerah, program ini menciptakan keuntungan bagi semua pihak: petani Jepang mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan, pekerja asing memperoleh kesempatan kerja yang lebih stabil, dan produksi pertanian tetap terjaga.
Jika berhasil, model kerjasama Tokutei Ginou ini bisa diterapkan di daerah lain di Jepang dan mungkin juga bisa diadaptasi oleh negara-negara lain yang menghadapi masalah serupa. Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan kerjasama, tantangan yang tampaknya sulit dapat diatasi, membuka jalan menuju masa depan pertanian yang lebih cerah di era globalisasi.
Sumber: nagasaki-np.co.jp