Untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang, pemerintah Prefektur Miyagi Jepang melakukan kunjungan kerja ke Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta. Mereka ingin membahas sistem dan mekanisme pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan meminta masukan untuk perbaikan ke depan.
Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika menjelaskan ada lima skema untuk penempatan PMI ke luar negeri, dan hanya ada dua skema untuk Jepang, yaitu Government to Government (G to G) dan mandiri melalui program Specified Skilled Workers (SSW). PMI sudah ditempatkan sebanyak 3.814 orang melalui skema G to G sejak tahun 2008, dan tahun ini akan ditempatkan 316 orang untuk sektor kesehatan.
Untuk skema mandiri melalui program SSW, 9.481 PMI sudah ditempatkan sejak empat tahun yang lalu. Sektor yang dibuka untuk program SSW ada 14, tetapi dua sektor yang paling banyak ditempatkan PMI adalah sektor pertanian dan careworker. BP2MI meminta penambahan lokasi ujian bahasa Jepang karena saat ini hanya ada di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika berharap ada kerjasama untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang bagi PMI dari Prefektur Miyagi. BP2MI memiliki MoU dengan beberapa pemerintah daerah, dan mereka mendorong pemerintah Prefektur Miyagi untuk melakukan kerjasama sister city dengan pemerintah daerah di Indonesia.
Sumber: https://www.bp2mi.go.id/