Dinas Tenaga Kerja Nagasaki telah merangkum situasi perekrutan tenaga kerja asing di prefektur tersebut (pada akhir Oktober 2022). Jumlah pekerja asing mencapai 6.951 orang (peningkatan 20,2% dibandingkan tahun sebelumnya), dan jumlah perusahaan yang mempekerjakan mencapai 1.609 perusahaan (peningkatan 12,2% dibandingkan tahun sebelumnya), merupakan jumlah tertinggi sejak pengumuman resmi pada tahun fiskal 2008. Menurut kantor tenaga kerja, faktor-faktor yang menyebabkan hal ini adalah relaksasi pembatasan masuk akibat penyebaran COVID-19 dan kekurangan tenaga kerja.
Peningkatan Besar dalam Program Jisshusei dan Tokutei Ginou di Nagasaki
Berdasarkan jenis izin tinggal, program magang Jisshusei mencakup 2.592 orang (peningkatan 2,4%) atau 37,3% dari total jumlah pekerja asing di Nagasaki. Program Pekerja Berketerampilan Khusus atau Tokutei Ginou meningkat secara signifikan menjadi 1.844 orang (peningkatan 54,1%) karena peningkatan permintaan dalam bidang perawatan dan pembuatan kapal yang kesulitan mendapatkan tenaga kerja domestik. Selain itu, kegiatan "di luar izin" seperti pekerjaan paruh waktu bagi mahasiswa asing mencapai 1.371 orang (peningkatan 38,9%). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di Nagasaki semakin membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan terlatih, khususnya dalam bidang program magang Jisshusei dan Tokutei Ginou.
Industri Manufaktur Menjadi Sektor Terbesar Pekerja Asing di Nagasaki
Berdasarkan industri, sektor "industri manufaktur" mencapai jumlah pekerja asing terbanyak dengan 1.779 orang (peningkatan 7,9%) yang menyumbang 25,6% dari total jumlah pekerja asing. Disusul oleh sektor "perdagangan grosir dan eceran" dengan 1.169 orang (peningkatan 23,6%) dan "pertanian dan kehutanan" dengan 719 orang (peningkatan 13,4%).
Indonesia Berpeluang Mengirimkan Lebih Banyak Tenaga Kerja ke Nagasaki
Berdasarkan kewarganegaraan, warga negara Vietnam memiliki jumlah pekerja asing terbanyak di Nagasaki dengan 2.294 orang (penurunan 0,2%), yang menyumbang lebih dari 30% dari total jumlah pekerja asing. Cina menempati posisi kedua dengan 779 orang (penurunan 1,1%), diikuti oleh Filipina dengan 771 orang (peningkatan 31,1%).
Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi dan kebutuhan industri di Jepang. Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dan terlatih untuk memenuhi permintaan pasar global.
Tenaga kerja asing dari Indonesia cenderung lebih disukai di Jepang karena memiliki budaya yang serupa dan mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja Jepang. Bahkan, sebagian besar tenaga kerja asing yang dipekerjakan di Jepang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Namun, untuk dapat bekerja di Jepang, tenaga kerja asing dari Indonesia harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki keterampilan yang sesuai, kemampuan bahasa Jepang yang memadai, dan sertifikasi dari lembaga resmi yang diakui oleh pemerintah Jepang.
Dengan meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kerja asing dari Indonesia di Jepang, ini dapat memberikan manfaat ganda bagi kedua negara, yaitu memenuhi kebutuhan industri Jepang dan memberikan kesempatan kerja yang lebih baik bagi tenaga kerja Indonesia, khususnya dalam program Tokutei Ginou.
Sumber: https://www.nagasaki-np.co.jp/