Rekrutmen perawat lansia asing di Prefektur Miyagi
Prefektur Miyagi, yang terletak di wilayah Tohoku, Jepang, tengah meningkatkan fokusnya pada perawat lansia dari Vietnam dan Indonesia. Kebijakan ini diambil seiring dengan proyeksi kekurangan tenaga perawat lansia di prefektur tersebut.
Melalui kerjasama dengan kedua negara ini, Miyagi berharap dapat menutupi kekurangan tersebut dan memberikan pelayanan yang lebih baik untuk populasi lansianya yang terus bertambah.
Tepat pada tanggal 29 Maret 2023, Prefektur Miyagi dan pemerintah Vietnam "berjabat tangan" dalam nota kesepahaman, yang bertujuan memperkenalkan para magang Vietnam berbakat dalam bidang seperti perawat lansia, budidaya perikanan, dan konstruksi, demi menjaga kelangsungan tenaga kerja. Inilah momen perdana bagi prefektur tersebut, di mana mereka menggenggam nota kesepahaman seputar penerimaan pekerja asing.
Dengan semangat yang sama, prefektur Miyagi pun berniat menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia pada tahun fiskal 2023, sambil memikirkan kemungkinan negosiasi bersama pemerintah Kamboja.
Pada tanggal 8 bulan ini, nota kesepahaman bersama pemerintah Vietnam resmi ditandatangani dan akan berlaku selama lima tahun ke depan. Fokus penerimaan mencakup magang teknis atau Jisshusei, serta pekerja dan teknisi yang memiliki spesialisasi dan keahlian khusus atau Tokutei Ginou, termasuk untuk bidang perawat lansia.
Strategi Miyagi dalam mengatasi kekurangan perawat lansia melalui kerjasama internasional
Kerja sama yang dijalin mencakup beberapa poin penting, seperti (1) mendukung lingkungan hidup dan tempat kerja melalui pembentukan pusat konsultasi, (2) menjelaskan tentang perusahaan yang bekerja sama, serta (3) memberikan dukungan dalam pembelajaran bahasa Jepang dan proses penggantian pekerjaan setelah masa pelatihan usai, di antara hal-hal lainnya yang juga tak kalah penting.
Prefektur Miyagi memperkirakan bakal kekurangan sekitar 4.188 perawat lansia pada tahun fiskal 2025. Oleh sebab itu, mereka mengincar penerimaan pekerja terutama di ranah perawat lansia.
Pejabat yang bertanggung jawab atas Divisi Kebijakan Masyarakat Berumur Panjang di prefektur menyampaikan, "Beberapa fasilitas perawatan lansia mengalami tantangan dalam pengelolaan akibat pandemi COVID-19 dan harga minyak yang melambung tinggi, sehingga sulit untuk merekrut tenaga kerja. Prefektur dan pemerintah Vietnam harus bersinergi untuk membantu mereka dan mencari ide-ide kreatif agar Miyagi tampak menarik bagi para magang."
Tenaga perawat lansia asing di Jepang: Vietnam dan Indonesia jadi pilihan Miyagi
Berdasarkan data dari Layanan Imigrasi, per Juni 2022 terdapat 3.820 magang teknis atau Jisshusei yang berkarya di Prefektur Miyagi. Vietnam memimpin perolehan dengan 2.065 orang magang, disusul oleh Indonesia dengan 655 orang, Myanmar dengan 451 orang, dan Filipina dengan 254 orang.
Pada Desember 2022, ada sekitar 1.341 pekerja asing yang memiliki keahlian spesifik atau Tokutei Ginou. Tiga negara pengirim terbanyak adalah Vietnam dengan 697 orang, Indonesia dengan 275 orang, dan Myanmar dengan 107 orang.
Perfektur Miyagi melihat potensi yang besar dalam tenaga perawat lansia dari Vietnam dan Indonesia. Selain memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang relevan, perawat-perawat dari kedua negara ini juga dikenal memiliki semangat kerja yang tinggi dan dedikasi untuk merawat lansia. Kerjasama ini diharapkan dapat menciptakan sinergi antara kemampuan perawat lansia asing dengan standar perawatan yang telah ada di Jepang.
Sumber: kahoku.news